10 Penyebab Infeksi Saluran Kemih Yang Sering Disepelekan

Pernahkah kamu merasa tidak nyaman saat buang air kecil, seperti  kencing dalam jumlah yang sedikit namun berkali-kali? Jika iya, bisa jadi kamu sedang mengalami gejala infeksi saluran kemih atau ISK. Jika kamu sudah pernah terkena ISK sebelumnya, maka risiko untuk kambuh kembali bisa terjadi, lho!!!(1) Agar tidak semakin bertambah parah, yuk kita pelajari bersama apa itu infeksi saluran kemih, risiko penyebab infeksi saluran kemih dan apa saja langkah yang bisa kamu lakukan untuk mencegahnya di rumah.

Apa Itu Infeksi Saluran Kemih (ISK)?

Infeksi saluran kemih (ISK) adalah suatu kondisi yang terjadi ketika bakteri menyerang organ di saluran kemih, seperti kandung kemih dan ginjal. Biasanya, ISK terjadi pada uretra dan kandung kemih yang terletak di saluran kemih bagian bawah. Namun, ISK juga bisa terjadi pada saluran kemih atas, yakni di ureter dan ginjal. Meski jumlah kasus ISK saluran atas lebih jarang terjadi daripada saluran bawah, umumnya ISK pada saluran atas lebih parah dan perlu penanganan medis yang lebih serius(1).

Benarkah Wanita Lebih Rentan Terkena ISK?

Faktanya, ISK memang jauh lebih sering terjadi pada wanita daripada pria, dan sangat jarang terjadi pada remaja pria dan paruh baya. Hal ini disebabkan karena faktor anatomi tubuh pada wanita(2):

  • Letak uretra dekat dengan vagina dan anus. Pada tubuh wanita, uretra sangat dekat dengan vagina dan anus. Bakteri penyebab infeksi saluran kemih yang secara alami muncul di sekitar vagina dan anus dapat menyebabkan infeksi di uretra dan saluran kemih lainnya(1).
  • Uretra wanita lebih pendek daripada pria. Karena uretra pada wanita lebih pendek, bakteri memiliki jarak yang lebih singkat untuk melakukan perjalanan memasuki kandung kemih. Kondisi ini lah yang meningkatkan risiko terjadinya ISK(1).

Berbagai Penyebab Infeksi Saluran Kemih

Sebagian besar, penyebab infeksi saluran kemih disebabkan oleh E.coli atau bakteri penyebab infeksi saluran kemih lain yang biasanya ditemukan di saluran pencernaan. Bakteri tersebut dapat berpindah dari anus ke uretra sehingga menyebabkan seseorang terkena ISK.(2) Namun, ada juga beberapa kebiasaan yang mempengaruhi risiko ini. Bakteri penyebab infeksi saluran kemih bisa berkembang biak apabila 10 penyebab ini tidak kamu singkirkan.

  1. Kurang minum air: Selain membantu menjaga tubuh tetap terhidrasi dan terhindar dari batu ginjal(3), minum banyak air juga dapat membantu mengeluarkan bakteri dan racun yang tidak diinginkan dari dalam tubuh(3). Hal ini dibuktikan dengan studi pada 150 lansia di Amerika Serikat pada tahun 2019. Hasilnya, ada 38% penurunan kasus dirawat di RS karena ISK dan penurunan 58% untuk jumlah kasus ISK yang membutuhkan pengobatan antibiotik(4).

    Pencegahan: Sering minum air dapat membantu mencegah infeksi saluran kemih(3). Meskipun ISK membuat sakit saat buang air kecil, minum banyak air dan sering buang air kecil pada akhirnya akan mengurangi rasa sakit saat buang air kecil dan membantu mempercepat pemulihan. Oleh karena itu, fokuslah untuk tetap terhidrasi dengan baik(5).
  2. Kebiasaan menahan kencing: ISK terjadi ketika bakteri masuk ke saluran kemih. Kalau kamu jarang mengosongkan kandung kemih secara teratur, bakteri akan lebih lama tinggal dan berkembang biak di sana, yang tentunya dapat menyebabkan ISK. Selain itu, ibu hamil juga berisiko lebih tinggi terkena infeksi saluran kemih (ISK), apalagi jika ditambah dengan menahan kencing(5).

    Pencegahan: Karena salah satu penyebab infeksi saluran kemih adalah sering menahan kencing, maka usahakan untuk segera buang air kecil, jangan sekali-kali menahannya. Rata-rata, orang dewasa buang air kecil sebanyak 6 – 7 kali per hari. Namun, frekuensi kencing 4 – 10 kali dalam sehari juga masih dalam batas yang dianggap normal(6).
  3. Tidak membersihkan kelamin dengan benar: Bagaimana selama ini kamu membersihkan kelamin sehabis buang air kecil? Jangan sampai salah ya, karena mencuci bagian kelamin dari belakang ke depan adalah cara yang keliru(4). Kebanyakan bakteri penyebab ISK adalah E.coli yang berpindah ke uretra(2), di mana bagian rektum di tubuh manusia merupakan sumber utama bakteri(7). Oleh karena itu, jangan berikan kesempatan pada bakteri ini untuk berpindah ke uretra agar tidak terkena ISK.

    Pencegahan: Jika caramu masih keliru, mulai sekarang biasakan untuk mencuci alat kelamin dengan benar. Bersihkan alat kelamin dari bagian depan ke arah belakang. Kebiasaan membersihkan kelamin dengan benar bisa membantu menurunkan risiko perpindahan bakteri E.coli dari anus ke uretra dan menghindari penyebab infeksi saluran kemih(7).
  4. Aktif secara seksual: Orang yang aktif secara seksual, terutama dengan pasangan baru juga dapat meningkatkan risiko terkena ISK. Karena uretra wanita terletak di sebelah vagina dan anus, hal ini memungkinkan bakteri dengan mudah masuk ke saluran kemih selama hubungan seksual(2). Tekanan pada saluran kemih saat penetrasi juga berpotensi memindahkan bakteri dari anus ke kandung kemih. Ditambah lagi, kegiatan seks oral juga dapat memindahkan bakteri ke bagian uretra(1).

    Pencegahan: Salah satu penyebab infeksi saluran kemih adalah aktivitas seksual, oleh karena itu disarankan untuk segera buang air kecil setelah berhubungan seks agar dapat membantu mengurangi risiko ISK(1). Kegiatan ini juga bisa menjadi kesempatan bagimu untuk mencuci bagian kelamin dengan benar, sekaligus menjaga kebersihan area kelamin dan mengurangi kemungkinan bakteri penyebab infeksi saluran kemih menyebar ke uretra(7).
  5. Menggunakan celana dalam ketat: Celana dalam yang ketat, terutama celana dalam dengan bahan yang mengandung spandeks atau nilon, dapat menampung kelembapan di tubuh dan menyebabkan bakteri berkembang biak. Imbasnya, celana seperti ini bertindak sebagai perantara yang bagi bakteri untuk ‘naik’ ke area di sekitar alat kelamin(4).

    Pencegahan: Utamakan untuk memilih pakaian dalam katun yang dapat bernapas dan pakaian longgar. Celana dalam yang tidak ketat dan terbuat dari bahan katun lebih bisa bernapas dibandingkan dengan jenis celana lainnya, sehingga mampu mencegah peluangmu terkena ISK(4)
  6. Penggunaan alat kontrasepsi: Ada banyak alasan untuk menggunakan kondom, misalnya seperti mengurangi penyebaran infeksi menular seksual (IMS) dan mencegah kehamilan yang tidak diinginkan. Namun, beberapa jenis kondom lateks tanpa pelumas dapat mengiritasi kulit selama hubungan seksual. Iritasi ini dapat meningkatkan risiko seseorang terkena ISK(1).

    Pencegahan: Untuk membantu mencegah gesekan dan iritasi kulit akibat penggunaan kondom, pastikan untuk menggunakan kondom berpelumas dengan bahan dasar air saat berhubungan seks(1). Selain itu, hindari jenis kondom yang bisa memicu pertumbuhan bakteri berlebih, seperti kondom spermisida dan diafragma(6). Sebaiknya beralihlah ke metode kontrasepsi oral, suntikan, atau implan(4).
  7. Pemasangan kateter: Ternyata, penggunaan kateter juga dapat meningkatkan risiko ISK(2). Infeksi saluran kemih yang disebabkan oleh kateter adalah salah satu infeksi yang paling umum terjadi pada pasien yang dirawat di rumah sakit. Setidaknya, pemasangan kateter menyumbang 20% risiko pasien terkena ISK(8)

    Pencegahan: Risiko ini bisa meningkat menjadi 50% apabila pemasangan kateter dilakukan dalam jangka panjang. Oleh sebab itu, petugas kesehatan disarankan untuk meninjau kembali pemasangan kateter, seperti pemilihan dan perawatan kateter, dokumentasi penggunaan, termasuk indikasi dan tanggal pemasangan dan pelepasan. Penelitian menyebutkan bahwa cara ini sudah diuji dan berhasil menurunkan risiko pasien kateter terkena ISK sebanyak 37%(8).
  8. Konsumsi minuman bersoda, kopi, teh dan alkohol: Ada beberapa jenis minuman yang berpotensi mengiritasi kandung kemih, seperti kopi, teh, alkohol, dan minuman dengan pemanis buatan seperti soda. Konsumsi berbagai minuman tersebut, khususnya kopi dan soda, dapat meningkatkan risiko infeksi saluran kemih bagian bawah(9).

    Pencegahan: Kalau kamu sering terkena ISK, menghindari berbagai faktor penyebabnya seperti melakukan perubahan pola makan dan gaya hidup tertentu, dapat membantu. Sebaiknya, perbanyak minum jus buah dan produk susu fermentasi seperti yogurt, karena dapat mengurangi risiko terjadinya infeksi saluran kemih(9).
  9. Konsumsi daging pedas: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa menu tertentu seperti makanan pedas, bisa memperburuk kondisi saluran kemih kita. Selain itu, daging unggas dan babi juga dapat menjadi perantara bakteri E. coli yang bisa memicu seseorang terkena penyakit ISK(9)

    Pencegahan: Penelitian menyebutkan bahwa orang yang memiliki pola makan vegetarian berisiko lebih rendah terkena ISK(9). Jika kamu tidak bisa menghindari makanan pedas atau daging, sebaiknya batasi konsumsi makanan tersebut agar tidak terlalu sering.
  10. Penderita diabetes: Memiliki diabetes yang tidak terkontrol dapat meningkatkan risiko ISK dalam beberapa cara. Pertama, penyakit kronis seperti diabetes menekan sistem kekebalan tubuh dan dapat mengganggu kemampuan tubuh untuk merespons bakteri.

    Pada pasien diabetes,  glukosa (gula) dapat ditemukan dalam urin, sehingga membentuk lingkungan yang sempurna bagi bakteri untuk berkembang(4).

    Pencegahan: Jika kamu memiliki diabetes, pastikan untuk menjaga gula darah dalam tubuh pada kisaran target yang ideal. Ini merupakan cara terbaik untuk mencegah infeksi saluran kemih yang berhubungan dengan kondisi penyakit diabetes(4).

Pencegahan Infeksi Saluran Kemih Yang Bisa Kamu Lakukan

Beberapa kasus ISK dapat menyebabkan infeksi atau kerusakan pada ginjal(4), oleh karena itu, pencegahan ISK perlu dilakukan terutama jika penyakit ini sering kambuh. Selain mengubah gaya hidup, kamu juga bisa mencoba mengonsumsi minuman ekstrak cranberry, yang dapat membantu mencegah bakteri penyebab ISK menempel di dalam kandung kemih(1).

Terlebih lagi, kandungan vitamin C dalam cranberry dapat membuat urin lebih asam, yang berfungsi untuk mengurangi pertumbuhan bakteri penyebab infeksi saluran kemih(6). Jadi, tidak ada salahnya untuk mengonsumsi suplemen yang mengandung Ekstrak Cranberry 250mg dengan rutin meminumnya 1-2 kali sehari agar Infeksi Saluran Kemihmu dapat segera teratasi. Semoga sehat selalu!

Artikel ini ditinjau oleh:

Team Medical Combiphar

Referensi:

  1. Verneda Lights. 2023. UTIs in Adults: Everything You Need to Know. Healthline. https://www.healthline.com/health/urinary-tract-infection-adults.
  2. Holly Pevzner. 2023. What Is a Urinary Tract Infection (UTI)? Symptoms, Causes, Diagnosis, Treatment, and Prevention. Everyday Health. https://www.everydayhealth.com/uti/guide/
  3.  Karthik Kumar, MBBS. 2021. Can You Flush Out a UTI With Water? MedicineNet. https://www.medicinenet.com/can_you_flush_out_a_uti_with_water/article.htm
  4. Korin Miller. 2022. 11 Ways That You Can Get a UTI. Health. https://www.health.com/condition/sexual-health/uti-causes
  5. Chaunie Brusie. 2017. Is It Safe to Hold Your Pee? Healthline. https://www.healthline.com/health/holding-pee#is-it-safe
  6. Kathryn Watson. 2019. How Long Can You Go Without Peeing? Healthline. https://www.healthline.com/health/how-long-can-you-go-without-peeing.
  7. Kristen Nunez. 2020. 9 Ways to Reduce Your Risk of a UTI. Healthline. https://www.healthline.com/health/how-to-prevent-uti#prevention-tips
  8. Lindsay E Nicolle. Catheter Associated Urinary Tract Infections. Antimicrob Resist Infect Control. 2014; 3: 23.https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4114799/
  9. Jillian Kubala, MS, RD. 2021. Can Your Diet Affect Your Chances of Getting a UTI? Healthline. https://www.healthline.com/nutrition/diet-and-utis-foods-to-avoid-with-a-uti.
0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *